Gerakan “1 Rumah 1 Jumantik” untuk Cegah Demam Berdarah Dengue

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) menyampaikan pendekatan terbaru dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menjelaskan pendekatan terbaru tersebut adalah gerakan “1 Rumah 1 Jumantik” (juru pemantau jentik). Gerakan ini bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan.

Menurut Mohammad, gerakan ini merupakan program pemberantasan sarang nyamuk yang mengajak seluruh masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk, khususnya jentik nyamuk Aedes. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini sudah digaungkan sejak ASEAN Dengue Day (ADD) 2015 yang lalu di Indonesia. Program ini diyakini akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan peran serta masyarakat Indonesia.

Juru Pemantau Jentik, lanjutnya, merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk guna mengendalikan penyakit DBD di suatu daerah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu; Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Memanfaatkan barang bekas, Plus cegah gigitan nyamuk.

“Salah satu daerah yang telah berhasil melaksanakan gerakan ini secara efektif adalah Tangerang Selatan,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Kamis (17/06).


Mengutip dari keterangan yang sama, Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH, Walikota Tangerang Selatan mengaku sangat bangga karena Tangerang Selatan dijadikan sebagai salah satu daerah percontohan yang nantinya akan terus dipantau dalam pencegahan DBD. Melalui gerakan ini, ia berharap sosialisasi DBD kepada masyarakat akan terus berlanjut, sehingga masyarakat akan lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan setiap anggota keluarga.

“Kami berterimakasih kepada Kementerian Kesehatan karena telah menjadikan Tangerang Selatan sebagai wilayah percontohan gerakan ini,” katanya.

Sebagai informasi, dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes Spp. Nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini telah menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Menurut data World Health Organization (WHO), Asia Pasifik menanggung 75% dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara/wilayah endemis.

Selain itu, beban ekonomi yang ditimbulkan melebihi 300 juta dolar US per tahun atau lebih dari sepertiga angka dari keseluruhan di wilayah Asia Tenggara. Tercatat pada tahun 2015, penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 129.179 orang, dimana 1.240 diantaranya meninggal dunia.

Gerakan “1 Rumah 1 Jumantik” merupakan bentuk gerakan dalam memperingati Hari Dengue Se-ASEAN atau ASEAN Dengue Day (ADD) 2016 yang pada tahun ini mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat: Sukses Berkelanjutan untuk Memerangi Dengue.”

Selain mensosialisasikan kembali “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik”, Kementerian Kesehatan juga turut meluncurkan portal edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap dengue melalui website Dengue Buzz Barometer, yang merupakan kelanjutan dari kampanye Dengue Mission Buzz. Inisiatif ini diprakarsai oleh Asian Dengue Vaccine Advocacy(ADVA) dengan didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Sanofi Group Indonesia.

Di dalam situs Dengue Buzz Barometer, masyarakat Indonesia berkesempatan untuk mendapatkan pengetahuan seputar dengue melalui cara yang lebih mudah dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan mengikuti kuis online.

(Source: Greeners.co/berita/gerakan-1-rumah-1-jumantik-cegah-demam-berdarah-dengue)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Valuable Experience

Gambar
By: Dina Aurellia Hello, my name is Dina, I want to tell you about my experience while participating in the CSS or COMMUNITY SERVICE SKILL program which was held in Ganggang Panjang village in January 2024. The CSS program is a new program that all female students of SMK ten November Sidoarjo must take part in. Last year there was also this program but it only involved students majoring in nursing, but this year children majoring in FKK and others are also taking part in this program.  The experience I want to convey is a very pleasant experience, namely that I got to know friends from different departments, I got to know the village midwife who was very friendly and kind. At the first meeting at the village hall I didn't know anyone but after that meeting I got to know my friends. cool friends, good accompanying teachers, and the officers there are very friendly. The first day of posyandu I felt scared because it was my first experience, the next day I didn't feel scared, but
Baca selengkapnya

My Experience of KKN in Ganggangpanjang Village

Gambar
By : Devi Pratiwi My story during KKN in Ganggangpanjang Tanggulangin Village, Sidoarjo. Hello, I'm Devi Pratiwi, who is no longer a layman, usually called Depi. Narotama University Surabaya student. Since I was given the task of telling about my experience during KKN here, here are some of my best experiences while carrying out KKN in Ganggangpanjang Village. Before that, I would like to first thank Mr. Pandu who has been dedicated to guiding us throughout our KKN journey and providing very valuable facilities while we were in the village. The friendliness of the village residents also made our KKN experience even more valuable. No need to beat around the bush anymore. Straight to the point, what was my experience during KKN, the interesting thing or my best experience was when holding a competition or competition for the 79th Indonesian Independence Day in Ganggangpanjang Village, precisely at RT 06, because in my opinion it was something new and the most valuable experience beca
Baca selengkapnya

Enjoyable Experience Of KKN Activities In The Village Of Ganggangpanjang

Gambar
By : Julia Choirunnisa Kinanti Putri This is my story during my Community Service Program (KKN), before that let me introduce myself first, my name is Julia Choirunnisa Kinanti Putri, usually called Julia or Lia. I come from Narotama University Surabaya and I am class of 2020. A little story about me, and back to when I was carrying out KKN, I carried out KKN in the village of Ganggangpanjang, Tanggulangin Sidoarjo. Before the opening of the KKN I was very enthusiastic in preparing for the KKN, I also arranged what I would bring during the KKN there, clothes, pants, shoes, food etc. Everything is ready, just waiting for the day of departure and the inauguration of the KKN activities to be carried out. The first time I got to know Ganggangpanjang village was when I was doing KKN, the place was cold and there were lots of rice fields, the people were very kind and friendly. The first activity I did there when I was doing KKN was meeting with residents and opening the KKN activity which w
Baca selengkapnya